budayakan komentar setelah membaca

Sabtu, 09 Januari 2010

Anak Jaman Sekarang

Tadi sore, saya berkesempatan buat nonton lagi di bioskop setelah sekian lama ga nonton pelem. Pelem yang saya tonton adalah pelem yang ada `artis panas jepang`-nya. Setelah dari siang cari kesana kemari, akhirnya dapet juga di braga, tayang jam setengah lima. Sedikit senang karena akhirnya nonton pelem juga. Akhirnya saat itu tiba juga, "pintu teater 1 telah dibuka, bagi penonton yang telah memiliki karcir harap bla bla bla..."

Ketika masuk teater, ternyata disebelah saya ada beberapa anak yang kira-kira masih duduk di bangku smp. Sempet shok. Sebelum pelem mulai, ada trailer dari salah satu pelem yang beraktriskan **JUPE**. Dan ternyata salah satu dari mereka langsung liat kalender dan berkata.

"Eh, tanggal 14 boy, ntu hari kamis. Gimana??".

We o we. gila anak jaman sekarang mah mudah gaul. Kecil-kecil dah punya hape trus yang ga kalah hebohnya adalah udah mulai pacaran.

Okey, back to topic. Saya masih heran anak segede itu (yang menurut saya belom dewasa) udah bisa nonton pelem yang 'kaya ginian'. Ini yang harus disalahin siapa sih..

Apakah..

1. Anak-anak itu ??. Klo saya jadi anak tersebut, saya akan berkata.
"Da saya mah pelajar, yang kerjanya belajar. Termasuk belajar kaya ginian".

2. Penjual tiketnya ??. Klo saya jadi penjual tiket, saya kan berkata.
"Saya hanya penjual tiket, yang penting tiket kejual kursi penuh".

3. Saya yang berada disampingnya ??. klo saya mah akan berkata.
"Da urang mah kadieu teh rek nonton, lain rek nyarekan budak batur".

4. Orang tua mereka ??. klo saya jadi orang tuanya, saya akan berkata.
"Saya kan sibuk, lagian saya tidak tahu mereka ada dimana".

atau

5. Tukang bajigur ?? da nyieun cai teh kiruh wae..

Anyway, tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Ini tugas kita semua.

Andai saja...
  1. Anak-anak itu, menyadari bahwa pelem itu bukan untuk mereka. Tugas mereka hanyalah belajar, belajar yang baik untuk diamalkan dikemudian hari.
  2. Penjual tiket, tidak menjual kepada anak dibawah umur dan menyadari bahwa setiap pelem pasti ada rating untuk siapa pelem tersebut ditonton.
  3. Saya sendiri yang berada disampingnya, menegur anak-anak tersebut untuk tidak menonton pelem yang bergenre 'seperti ini'. Masih ada pelem yang yang bermutu untuk anak-anak seperti "LASKAR PELANGI".
  4. Orang tua mereka, membimbing dan mengajarkan mereka, serta mendampingi mereka disaat-saat pubertas.
  5. Tukang bajigur ?? ieu mah euweuh hubunganna gelakguling

Jadi tidak ada yang perlu disalahkan, ini kembali ke dalam diri kita masing-masing. Mulailah dari diri kita sendiri, mulai dari hal yang kecil, dan mulai dari sekarang untuk berbuat baik.




NB :
  • Saya hanya menonton pelem tersebut karena diajak teman dan sedikit penasaran terhadap `artis jepang` tersebut.
  • Jika anda belom nonton, saya sarankan untuk anda tidak menonton pelem tersebut, karena pelem tersebut SAMPAH. Tapi klo anda penasaran dan belum ditarik dari peredaran, nonton aja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar