budayakan komentar setelah membaca

Minggu, 17 Januari 2010

Bekerja Itu Syulit

Begitu lulus dari perguruan tinggi, seseorang pemuda mengalami kesulitan dalam mencari kerja yang relevan dengan disiplin ilmunya. Setelah melamar ke sana ke mari, akhirnya dia diterima di sebuah kebun binatang. Meskipun tidak terlalu relevan dengan kompetensinya, namun--karena postur tubuhnya yang atletis--dengan mempekerjakannya, kepala kebun binatang mempunyai ide lain.

"Saudara tahu, disini ada beberapa binatang yang menarik perhatian, diantaranya gorilla. Sayang sekali, gorila yang baru didatangkan dari Afrika kemarin, mati. Jika saudara kami beri pakaian khusus, maukah saudara menirukan tingkah laku gorila selama beberapa hari?" jelas kepala kebun binatang.

Terdesak oleh kebutuhan yang kian menghimpit, si pemuda itu pun akhirnya bersedia untuk bekerja sebagai orang yang memerankan gorila. Sebelum pentas dimulai, pemuda itu terlebih dulu dilatih mengenai tingkah laku gorila agar sama dengan tingkah laku gorila yang sesungguhnya.

Gorila jadi-jadian ini mulai berjalan-jalan mengelilingi pengunjung sambil melompat ke sana ke mari. Banyak pengunjung yang terkagum dengan tingkah laku "gorila" yang cerdas ini hingga begitu asyiknya berjalan-jalan dan melompat, sang "gorila" tidak lagi menghiraukan pagar pembatas antara kandangnya dengan kandang singa di sebelahnya. Sang "gorila" pun terjerumus masuk kedalam kandang singa.

Melihat ada gorila yang masuk ke kandangnya, singa pun kaget dan langsung mendekati "gorila" tersebut. Tentu saja, gorila jadi-jadian itu pun bukan main kagetnya. Si pemuda berpikir bahwa dia pasti mati diterkam oleh singa, karena sang singa pasti mencium bau manusia dibalik baju gorilanya tersebut.

Di lain pihak, pengunjung pun tidak tinggal diam, mereka ikut bergeser ke kandang singa untuk melihat pergulatan yang bakal terjadi antara singa dan gorila. Hal ini membuat perasaan pemuda tersebut semakin takut, apalagi sang singa sudah semakin dekat dan mengendus-endus dirinya. Konflik batin pun mulai mendera dirinya. Apakah ia harus berteriak minta tolong dan lari dari arena tersebut, biarlah pengunjung kecewa karena dia ternyata gorila palsu. Akan tetapi di lain pihak, dia pun tidak mau mengecewakan pimpinan kebun binatang yang telah memberikan pekerjaan dan uang kepadanya. Alhasil, demi keselamatan diri dan masa depannya, dia pun bertekad untuk berteriak meminta tolong.

Disudut lain, sang singa rupanya memperhatikan gerak gerik si "gorila" yang mulai tampak panik. Alangkah terkejutnya sang singa ketika si "gorila" tiba-tiba mulai menjerit. Jeritan sayup dari si "gorila" itu benar-benar membuat si raja hutan kaget sekaligus berang. Dengan sigap, sang singa pun akhirnya menubruk gorila tersebut. tak lama kemudian, tubuh gorila palsu itu bisa dikuasai si raja hutan. dalam kondisi seperti itulah, mulut sang singa mulai mendekati telinga gorila. Kemudian dengan suara rendah berintonasi tinggi, sang singa mulai bersuara, "diam kamu, tolol! nanti kita bisa dipecat!".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar