budayakan komentar setelah membaca

Sabtu, 14 November 2009

Mana Lebih Unggul, Otak Pria atau Wanita?

Sejak lama dan dengan usaha yang keras pula, kaum wanita menuntut persamaan hak dan kesempatan dengan kaum pria, mulai dari persamaan kesempatan kerja hingga hak politik. Namun dalam hal otak, apa boleh buat, tampaknya kaum wanita tak bisa menuntut persamaan dengan kaum pria.

Penelitian-penelitian ilmiah menunjukkan bahwa otak pria dan otak wanita memiliki perbedaan struktur, kimiawi, dan fungsi. Kondisi ini berpengaruh pada perbedaan antara wanita dan pria dalam cara berpikir dan berperilaku seperti dalam menilai waktu, menilai kecepatan benda-benda, mengerjakan perhitungan matematika, orientasi ruang, dan visualisasi objek-objek dalam tiga dimensi. Perbedaan otak inilah, menurut para ilmuwan, yang menyebabkan adanya fakta bahwa dibandingkan dengan wanita, lebih banyak pria yang menjadi ahli matematika, pilot, arsitek, insinyur, dan pembalap mobil. Sementara kaum wanita lebih baik dalam kemampuan berbahasa, relasi antarmanusia, ekspresi emosi dan artistik, serta apresiasi estetik.

Otak pria memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan otak wanita. Ini sebanding dengan tubuh pria yang juga lebih besar. Ukuran otak biasanya dikaitkan dengan kecerdasan. Jika benar demikian, apakah kaum pria lebih pintar dari kaum wanita?

Para peneliti di Harvard menemukan bahwa bagian-bagian tertentu dalam otak memiliki ukuran yang berbeda antara pria dan wanita yang membantu menyeimbangkan perbedaan ukuran otak secara keseluruhan. Pada wanita, bagian otak yang disebut frontal lobe yang bertanggung jawab dalam pemecahan masalah dan membuat keputusan dan bagian limbic cortex yang bertanggung jawab dalam pengaturan emosi memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan pada otak pria. Sementara pada otak pria, parietal cortex yang terlibat dalam persepsi ruang dan amigdala yang mengatur perilaku sosial dan seksual memiliki ukuran yang lebih besar.

Para peneliti Universitas John Hopkins menemukan bahwa ukuran bagian otak yang disebut inferior-parietal lobule (IPL) lebih besar pada pria dibandingkan dengan pada wanita. Bagian ini berbentuk bilateral, yang pada pria sisi kiri IPL lebih besar dibandingkan dengan sisi kanannya, sedangkan pada wanita keadaannya adalah sebaliknya. Ditemukan bahwa otak Albert Einstein dan para jago matematika dan fisika memiliki ukuran IPL yang lebih besar sehingga ukuran bagian otak ini dianggap berkaitan dengan kemampuan matematika.

Penelitian lain menunjukkan bahwa dua daerah di frontal lobe dan temporal lobe otak yang berhubungan dengan bahasa, ukurannya secara signifikan lebih besar pada wanita dibandingkan dengan pada pria. Ini menjadi alasan biologis bagi keunggulan wanita dalam hal-hal yang berkaitan dengan bahasa.

Kaum pria memiliki 6,5 kali lebih banyak grey matter (otak kecerdasan) dibandingkan dengan wanita. Namun, kaum pria jangan besar kepala dulu sebab kaum wanita memiliki white matter (zat putih dalam otak) sepuluh kali lebih banyak dibandingkan dengan pria. Pria berpikir dengan menggunakan grey matter yang penuh dengan neuron-neuron (sel pengantar impuls dalam sistem saraf) aktif, sedangkan wanita berpikir dengan white matter yang memiliki koneksi-koneksi antarneuron yang lebih banyak. Koneksi yang lebih banyak ini memungkinkan otak wanita bekerja lebih cepat dibanding otak pria.

Otak wanita yang bekerja lebih cepat juga ditunjang oleh neuron-neuronnya yang tersusun ketat. Beberapa wanita memiliki 12 persen lebih banyak neuron dibandingkan dengan pria. Neuron yang lebih padat ini dianggap sebagai salah satu penyebab mengapa wanita memiliki kemampuan lebih dalam bahasa dan komunikasi. Namun, kepadatan neuron ini juga tidak bisa digunakan untuk klaim keunggulan inteligensi. Nilai IQ rata-rata antara pria dan wanita adalah sama.

Ketika menghadapi tekanan psikologis (stres), otak pria dan wanita merespons dengan cara yang berbeda. Perbedaan dalam komposisi kimia otak juga mengakibatkan penyakit otak pada wanita dan pria bisa muncul secara berbeda. Perbedaan komposisi serotonin (neurotransmiter otak yang penting dalam pengembangan dan perawatan depresi dan kegelisahan kronis), misalnya, berkaitan dengan depresi dan kegelisahan kronis yang lebih banyak diderita wanita dibandingkan dengan pria.


Struktur otak dan lingkungan

Apakah perbedaan struktur otak pria dan wanita telah terbentuk ketika lahir atau apakah ikut dibentuk oleh lingkungan? Orang tua memberi perlakuan kepada anak-anaknya sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak perempuan diberi pakaian dan mainan untuk perempuan, anak laki-laki diberi pakaian dan mainan untuk anak-laki-laki. Apakah perlakuan ini ikut membentuk struktur otak?

Sandra Witelson, seorang psikolog, menolak peranan lingkungan. Perbedaan mendasar dalam otak bayi perempuan dan laki-laki telah tercetak jauh sebelum pengaruh-pengaruh lingkungan mulai bekerja. Untuk mendukung keyakinannya bahwa otak telah terbentuk sejak lahir, konon Sandra melakukan penelitian pada otak Einstein. Ia menemukan bahwa struktur otak Einstein sangat unik dan ini telah terbentuk sejak lahir. Karena hal inilah mengapa tidak ada banyak Einstein di dunia ini.

Proses evolusi juga dianggap turut berperan. Di zaman purba, masing-masing jenis kelamin memiliki peran yang sangat tegas untuk menjamin kelangsungan hidup spesies manusia. Manusia gua laki-laki berburu, sementara yang wanita mengumpulkan makanan di dekat tempat tinggal dan mengasuh anak. Bagian-bagian otak terbentuk untuk memungkinkan masing-masing jenis kelamin mampu melaksanakan tugasnya.

Apakah bukti-bukti ilmiah mengenai perbedaan otak pria dan wanita bisa dijadikan alasan untuk mengklaim keunggulan gender tertentu? Apakah dengan perbedaan ini secara otomatis pria lebih jago berhitung sementara wanita terlalu banyak bicara? Mengatakan bahwa satu gender lebih unggul dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu dibandingkan dengan gender lainnya adalah suatu penyederhanaan.

Generalisasi ini mungkin bisa berlaku jika kita melihatnya pada jumlah populasi yang besar. Pada kenyataannya, ada banyak perkecualian. Ada banyak wanita yang jago matematika, sebaliknya ada banyak pria yang memiliki kemampuan berbahasa yang bagus.

Daripada menginterpretasikan bukti-bukti ilmiah ini untuk klaim keunggulan gender tertentu, lebih bermanfaat jika bukti-bukti ini digunakan untuk lebih memahami dan mengembangkan diagnosis dan perawatan penyakit-penyakit otak. Misalnya, depresi dan kegelisahan kronis yang lebih banyak menimpa wanita dibandingkan dengan pria. Sementara pria lebih mungkin untuk terkena skizoprenia, disleksia, dan autisme. Selain itu, penyakit skizoprenia dan alzheimer bisa muncul secara berbeda pada pria dan wanita.***

Akhmad Taufik, alumni Universitas Padjadjaran Bandung.
dari Pikiran Rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar